Jakarta - Kecepatan yang tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab kecelakaan mobil atau sepeda motor yang terjadi di jalan. Padahal, di setiap jalan sudah ditentukan kecepatan maksimal yang seharusnya dipatuhi.

Mengemudikan kendaraan terlalu cepat, semakin mempertinggi esiko terjadinya kecelakaan. Pasalnya semakin cepat kendaraa dipacu, jarak pengereman akan semakin jauh, belum lagi jika ditambah dengan kondisi jalan yang licin. Sehingga semakin kecil kemungkinan bisa menghindari objek tabrak.

Jusri Pulubuhu, Chief Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), jarak pengereman ditentukan oleh banyak faktor.
1. Kondisi permukaan jalan, entah itu jalan dalam kondsi basar atau kering.
2. Kondisi ban. Semakin ban botak atau tidak sempurna kembangannya, membuat lebih rendah gesekannya.
3. Jenis rem yang digunakan. “Antara mobil satu dan mobil lainnya, memiliki sistem pengerman atau jenis rem yang berbeda, ini akan ikut mempengaruhi jarak pengereman pula,” ujar Jusri seperti dilansir dari KompasOtomotif, Senin (10/10/2016).
4. Bobot kendaraan, mobil atau sepeda motor.
5. Cuaca.
6. Waktu pengereman.
7. Lokasi pengereman. “Ini hitung berdasarkan tingkat ketinggian daratan dari permukaan laut. Di mana melakukan pengereman di daerah puncak dengan di Jakarta akan berbeda, karena pengaruh dari gaya gravitasi,” tutur Jusri.

Jusri melanjutkan, jarak pengereman juga ditentukan oleh waktu reaksi, di mana terdiri dari dua jenis, reaksi manusia (1 detik) dan mekanik atau sistem rem (0,5 detik) yang jika dibulatkan dalam dunia safety, menjadi total 2 detik. Kondisi ini juga dipengaruhi beberapa faktor.

1. Usia, di mana semakin tua usianya (di atas 50 tahun) maka akan lebih lama waktu reaksinya.
2. Kondisi fisik pengemudi
3. Ditentukan oleh gangguan mental, di pekrjaan atau d rumah tangga.
4. Pengaruh obat atau alkohol 
(*/kps)
OTOBanten

OTOBanten.id

OTOBanten.id merupakan Media Online Berita Otomotif Seputar Banten dan Nasional

Post A Comment: