Cimacan – Muncul pertanyaan menarik dari pendiri dan ketua instruktur Jakarta Defensife Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, saat acara diskusi santai di “Ngegass bareng Forwot 2016”, di Cimacan, beberapa hari lalu. Bahwa, saat duit “cekak” dan keempat ban mobil sudah tipis (botak), mana yang lebih dulu diganti. Apakah ban belakang atau depan?
Dalam perbincangan mengenai gejala understeer maupun oversteer dan cara menanggulanginya, Jusri menjawab, bahwa prioritas untuk diganti lebih dulu adalah ban belakang-jika kondisinya keuangan hanya cukup mengganti dua ban saja.
Berdasarkan atas lebih mudahnya menangguli gejala understeer-ban depan slip daripada mengendalikan ban belakang yang slip (oversteer) untuk mobil berpenggerak dua roda, maka alasan mengganti ban belakang lebih dulu adalah pilihan prioritas.
“Pasalnya, roda belakang mobil Anda jauh lebih sulit dikendalikan, sedangkan roda depan bisa dikendalikan dengan kemudi. Jadi jika keempatnya sudah aus atau botak, maka ban belakang dulu yang diganti dengan ban baru agar meminimalisir gjala oversteer. Ya.. kalau ada duitnya maka lebih baik diganti semua,” tegasnya
Seperti diterangkan, salah satu faktor dari indikator lainnya terhadap gejala understeer ataupun oversteer, adalah ban yang sudah aus atau botak, akan lebih besar mengalami aquaplaning jika melewati jalan basah, atau kurangnya traksi. Di mana, ini menyebabakan ban tidak bisa menapak secara sempurna, membuat mobil terpelintir.
Faktor lain dari kedua gejala di atas, lanjut Jusri, juga bisa terjadi jika setir diputar secara tiba-tiba sewaktu memasuki belokan atau tikungan dengan kecepatan tinggi-dengan kondisi kembangan ban tipis.
Sementara gejala understeer sendiri, memang bisa ditanggulangi dengan memutus transfer daya (menginjak kopling-free wheel), kemudian sambil memperbaiki arah kemudi secara perlahan-setelah counter steer, dan pastinya jangan panik.
Post A Comment: