![]() |
net |
Jakarta - Tahukah Anda bahwa potensi cedera hingga kematian pada pengendara sepeda motor akibat kecelakaan 39 kali lebih besar daripada pengemudi mobil? Ya, setidaknya itulah hasil riset yang dilakukan Badan Keselamatan Jalan Raya AS (NHTSA).
Oleh karena itu, otoritas keselamatan jalan raya di AS serius melakukan kampanye dukungan pengemudi mobil terhadap keselamatan pesepeda motor. Sebab bagaimanapun, pergerakkan mobil memberi andil yang cukup tinggi penyebab terjadinya kecelakaan sepeda motor.
Sikap paling utama yang musti dilakukan pengendara sepeda motor untuk mengurangi risiko kecelakaan adalah selalu berjalan di sisi kiri (di AS sebelah kanan).
Tapi sayangnya, banyak pengendara sepeda motor justru lalai pada ketentuan itu. Bahkan sering kali kita melihat sepeda motor memilih lajur tengah atau kanan.
Meski begitu, banyak alasan yang menjadikan pengendara sepeda motor enggan selalu berjalan di lajur kiri. Di Jakarta, misalnya, umumnya jalur kiri terdapat banyak lubang yang tak kalah mematikan bagi sepeda motor.
Selain itu, banyak kendaraan umum (bus dan angkot) berhenti di sisi kiri, sehingga mendorong arus sepeda motor masuk ke lajur lain. Nah, pada saat perpindahan lajur inilah sering terjadi tabrakan sesama sepeda motor dan mobil.
Menyikapi besarnya risiko pengendara sepeda motor tersambar mobil, berikut langkah-langkah yang harus selalu diingat para pengemudi kendaraan roda empat:
1. Selalu mengecek keberadaan sepeda motor melalui kaca spion luar dan dalam, serta memerhatikan posisi-posisi terhalang (blind spots), di mana kemungkinan besar sepeda motor bisa muncul, sebelum berpindah lajur atau melintasi persimpangan jalan.
2. Selalu hidupkan lampu sign (sinyal) sebelum mobil berpindah lajur atau bergabung dengan arus kendaraan lainnya.
3. Jangan pernah mengikuti kedipan lampu sign pada sepeda motor, sebab kebanyakan pengendara lupa mematikan dan lampu tersebut tidak dapat mati secara otomatis seperti pada kebanyakan mobil. Maka yang terbaik adalah menunggu hingga sepeda motor berbelok sebelum mendahuluinya.
4. Menjaga jarak lebih jauh dari sepeda motor (terutama di kecepatan tinggi). Jarak waktu terbaik antara mobil dan sepeda motor adalah 3 hingga 4 detik. Ingat, bahwa sepeda motor membutuhkan waktu lebih lama untuk manuver atau berhenti mendadak.
5. Pastikan lampu rem mobil berfungsi. Pasalnya, dalam kondisi jalan kering sepeda motor tidak bisa berhenti secepat mobil.
6. Jangan pernah mengemudikan mobil saat Anda terpengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang. (*/dtk)
Post A Comment: