Jakarta, 17 Desember 2025 – Saat VinFast meresmikan pabriknya di Subang, Jawa Barat, momen ini menjadi penutup dari satu tahun yang penting. Pabrik yang dibangun hanya dalam waktu 17 bulan ini menjadi bukti nyata komitmen jangka panjang, ambisi industri, serta peran Indonesia yang semakin besar dalam rantai pasok kendaraan listrik global.

Namun, di tengah pembahasan soal target lokalisasi dan kapasitas produksi, ada satu hal lain yang menarik perhatian. VinFast mengonfirmasi bahwa fasilitas di Subang akan mulai memproduksi sepeda motor listrik (e-scooters) pada tahun depan.

Ini bukan sekadar peluncuran produk atau agenda pemasaran. Lebih dari itu, langkah ini menjadi sinyal tentang di mana VinFast melihat potensi terbesar transformasi mobilitas di Indonesia akan terjadi.
Negara yang Dibentuk oleh Kendaraan Roda Dua Indonesia, seperti Vietnam, bukan sekadar pasar yang besar bagi kendaraan roda dua. Lebih dari itu, kehidupan masyarakatnya sangat bergantung pada sepeda motor.

Dari jalan-jalan utama Jakarta yang padat hingga gang-gang sempit di perkotaan dan daerah, kendaraan roda dua telah menjadi sarana utama masyarakat untuk pergi bekerja, bersekolah, berbelanja, hingga menghadiri berbagai aktivitas keluarga. Sepeda motor mampu menjangkau ruang-ruang yang tidak dapat dilalui mobil, dengan biaya kepemilikan dan operasional yang relatif terjangkau bagi sebagian besar rumah tangga. Di banyak wilayah Indonesia, sepeda motor bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan.

Data pasar mencerminkan kondisi tersebut. Pada 2025, nilai pasar kendaraan roda dua di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar USD 10,48 miliar dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 12,46 miliar pada 2030. Sepeda motor yang menyumbang lebih dari 78 persen total pengiriman kendaraan roda dua pada 2024, menegaskan dominasinya baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan.

Saat ini, model berbahan bakar bensin masih mendominasi pasar. Namun, perubahan mulai terjadi secara perlahan.

Meski masih berangkat dari basis yang relatif kecil, skuter listrik menunjukkan laju
pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan kendaraan roda dua konvensional. Berbagai faktor
mendorong pergeseran ini, mulai dari insentif pemerintah, pengetatan standar emisi di kotakota besar, kenaikan harga bahan bakar, hingga meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas udara. Kendaraan listrik roda dua yang sebelumnya dipandang sebagai produk eksperimental kini perlahan masuk ke dalam pertimbangan mobilitas sehari-hari.

Dorongan elektrifikasi di Indonesia dilakukan secara terarah. Melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019, pemerintah menetapkan target penggunaan 13 juta sepeda motor listrik pada 2030. Target ini didukung oleh berbagai kebijakan, mulai dari subsidi pembelian langsung, insentif pajak, hingga pembebasan bea masuk untuk komponen baterai. Pada saat yang sama, kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mendorong produsen untuk merakit sistem baterai di dalam negeri, sehingga memperkuat fondasi industri kendaraan listrik nasional.

Namun, realisasi di lapangan belum sepenuhnya sejalan dengan ambisi tersebut. Penyerapan subsidi masih berlangsung tidak merata, sementara pembangunan infrastruktur pendukung terus berjalan. Meski demikian, arah kebijakan dinilai semakin jelas. Di wilayah seperti Jakarta dan Bali, yang lebih dulu menerapkan regulasi emisi ketat, total biaya penggunaan skuter listrik kini mulai mendekati kendaraan berbahan bakar bensin. Bagi produsen yang bersedia berinvestasi secara lokal, logika jangka panjangnya kini semakin sulit diabaikan.

Pengalaman yang Dibawa Melintasi Batas Negara
Ketertarikan VinFast pada skuter listrik bukan sekadar wacana. Di Vietnam, kendaraan listrik roda dua justru menjadi salah satu lini bisnis dengan pertumbuhan tercepat bagi perusahaan tersebut.

Dalam kurun waktu kurang dari 11 bulan sepanjang tahun ini, VinFast mencatatkan penjualan hampir 400.000 sepeda motor listrik, meningkat sekitar 570 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini mengantarkan VinFast ke posisi kedua terbesar di pasar roda dua Vietnam—sebuah pencapaian luar biasa di industri yang selama puluhan tahun dikuasai merekmerek yang telah memiliki posisi kuat.

Pertumbuhan tersebut tidak hanya ditopang oleh faktor kebaruan. VinFast secara agresif memperluas jaringan distribusinya, dari 109 titik penjualan pada 2024 menjadi hampir 600 titik di seluruh Vietnam. Ekspansi ini disertai penguatan layanan aftersales, solusi pengisian daya, serta skema pembiayaan yang memudahkan konsumen. Hasilnya bukan sekadar peningkatan angka penjualan, melainkan juga tingkat penerimaan yang lebih luas di kalangan masyarakat.

Sepeda motor listrik perlahan beralih dari segmen pengguna awal menuju pilihan arus utama.

Indonesia menghadirkan lanskap yang berbeda, namun pertanyaannya serupa: bagaimana mempercepat elektrifikasi di negara yang kendaraan sepeda motor telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Dari Lantai Pabrik ke Jalanan Sehari-hari
Pabrik VinFast di Subang sejak awal dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Pada tahap awal, fasilitas ini akan merakit mobil listrik yang disesuaikan dengan kondisi serta preferensi konsumen lokal. Namun, rencana produksi skuter listrik menghadirkan dimensi baru—sebuah langkah yang menjangkau pasar jauh lebih luas, melampaui segmen pengguna awal maupun kelas premium.

Skuter listrik identik dengan volume, keterjangkauan harga, dan frekuensi penggunaan.

Kendaraan ini diisi daya setiap malam, digunakan setiap hari, dan dirawat di bengkel-bengkel lokal. Ia hadir langsung dalam keseharian rumah tangga, pengemudi layanan pengantaran, pelajar, hingga pelaku usaha kecil.

Produksi skuter listrik secara lokal akan memperpendek rantai pasok, sejalan dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta memungkinkan pengembangan model yang benar-benar dirancang sesuai dengan kebiasaan berkendara, kondisi jalan, dan daya beli masyarakat Indonesia.

Yang lebih penting, langkah ini menempatkan elektrifikasi tepat di titik paling krusial—bukan di pinggiran sistem transportasi, melainkan di jantung mobilitas sehari-hari.

Sejak masuk ke Indonesia, VinFast bergerak cepat membangun fondasi ekosistem kendaraan listrik yang menyeluruh. Dimulai dari peluncuran mobil listrik, pengembangan jaringan diler dan pusat layanan, pembangunan infrastruktur pengisian daya bersama V-Green, hingga kerja sama dengan perbankan untuk menekan hambatan biaya bagi konsumen.

Kehadiran pabrik Subang melengkapi ekosistem tersebut, dengan menambahkan elemen manufaktur dan investasi industri jangka panjang sebagai penopang utama strategi VinFast di Indonesia.

Ketika skuter listrik VinFast mulai keluar dari lini produksi, kendaraan tersebut tidak akan hadir sendirian. Mereka akan masuk ke dalam sebuah ekosistem yang sejak awal dirancang untuk mendukung mobilitas listrik secara masif, di mana produk, infrastruktur pengisian daya, layanan aftersales, dan pembiayaan saling terhubung dan berjalan beriringan.

Di seluruh Asia Tenggara, ratusan juta orang menggantungkan mobilitas hariannya pada kendaraan roda dua. Bagi VinFast, skuter listrik bukan sekadar segmen baru yang dialiri teknologi listrik, melainkan salah satu cara paling efektif untuk menghadirkan mobilitas bersih yang terlihat nyata, terjangkau, dan menjadi kebiasaan sehari-hari. 

Indonesia, dengan skala pasar yang besar dan arah kebijakan yang jelas menuju elektrifikasi, berpotensi menjadi arena pembuktian berikutnya bagi keyakinan tersebut. Untuk saat ini, pabrik Subang telah bersiap. Jalur produksi telah tersedia. Ekosistem perlahan terbentuk.

Penyebutan rencana produksi skuter listrik dalam peresmian pabrik, bukan dalam peluncuranbproduk, menjadi sebuah sinyal bahwa VinFast tengah memikirkan langkah jauh melampaui akhir 2025. Bukan sebagai penutup perjalanan, melainkan sebagai persiapan menuju fase berikutnya. (*/yogi)
OTOBanten

OTOBanten.id

OTOBanten.id merupakan Media Online Berita Otomotif Seputar Banten dan Nasional

Post A Comment: