Tangerang, 24 Desember 2025 - Lalu lintas di kawasan perkotaan dikenal sebagai salah satu yang paling padat dan dinamis di Indonesia. Setiap harinya, pengendara sepeda motor harus berbagi ruang dengan berbagai jenis kendaraan, mulai dari mobil pribadi, bus, truk, hingga transportasi umum. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan berkendara saja tidak cukup. Diperlukan sikap berkendara yang beretika agar keselamatan tetap terjaga.

Salah satu hal paling krusial namun sering dianggap sepele oleh pengendara sepeda motor adalah cara mengerem. Banyak pengendara merasa sudah mahir menarik tuas rem, tetapi belum tentu memahami etika pengereman yang aman dan bertanggung jawab, terutama di lalu lintas perkotaan yang padat dan serba cepat.
Melihat kondisi tersebut, Tim Safety Riding Promotion Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta - Tangerang, PT Wahana Makmur Sejati (WM), menghimbau akan pentingnya etika mengerem sebagai bagian dari budaya keselamatan berkendara #Cari_aman.

“Di lalu lintas padat seperti Jakarta misalnya, pengereman punya peran sangat besar dalam mencegah kecelakaan. Cara kita mengerem bisa berdampak langsung pada keselamatan diri sendiri dan pengendara lain,” Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, Agus Sani.

Pemahaman etika pengereman perlu terus disosialisasikan agar pengendara tidak hanya fokus pada kecepatan dan keterampilan, tetapi juga pada tanggung jawab di jalan raya.

3 Etika Mengerem Sepeda Motor yang Wajib Diperhatikan
Tim Safety Riding Promotion WMS embagikan tiga etika utama dalam melakukan pengereman sepeda motor, khususnya untuk menghadapi karakter lalu lintas Jakarta–Tangerang yang padat, sering berhenti mendadak, dan penuh kejutan.

 1. Selalu mengantisipasi dan menjaga jarak aman
Etika mengerem dimulai jauh sebelum tuas rem ditarik, yakni dengan kemampuan membaca situasi lalu lintas dibareng menjaga jarak aman. Di jalanan perkotaan, perubahan kondisi bisa terjadi sangat cepat, mulai dari kendaraan yang tiba-tiba berhenti, pejalan kaki menyeberang, hingga pengendara lain yang berpindah lajur.

Dengan jarak aman yang cukup, pengendara memiliki waktu reaksi lebih panjang untuk mengerem secara bertahap dan terkontrol. Hal ini sangat penting untuk menghindari pengereman mendadak yang dapat menyebabkan motor kehilangan keseimbangan atau ditabrak dari belakang.

2. Gunakan teknik pengereman yang seimbang.
Etika berikutnya adalah menerapkan teknik pengereman yang benar, yakni menggunakan rem depan dan belakang secara seimbang serta tidak dilakukan secara kasar. Masih banyak pengendara yang mengandalkan satu rem saja atau menarik rem secara spontan karena panik, padahal hal tersebut sangat berbahaya.

Teknik pengereman yang baik akan membantu menjaga stabilitas sepeda motor, terutama di kondisi jalan perkotaan. Pengendara juga perlu ekstra waspada terhadap kondisi jalan yang licin saat hujan, marka jalan, atau permukaan yang tidak rata.

3. Perhatikan pengguna jalan lain
Etika mengerem tidak hanya berkaitan dengan teknik, tetapi juga sikap. Pengendara perlu menyadari bahwa setiap tindakan di jalan raya berdampak pada orang lain. Mengerem secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas dapat mengejutkan pengendara di belakang dan memicu kecelakaan beruntun.

Oleh karena itu, penting bagi pengendara sepeda motor untuk selalu memperhatikan spion, membaca pergerakan kendaraan di sekitar, serta menghindari sikap egois seperti memotong jalur lalu langsung mengerem. Di lalu lintas Jakarta - Tangerang yang heterogen, saling menghargai dan memberi ruang menjadi kunci utama keselamatan bersama.

Penerapan etika ini sejalan dengan semangat #Cari_aman, di mana keselamatan tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga komitmen bersama di jalan raya

“Pengereman yang baik dan benar harus dilakukan dengan tenang, bertahap, dan menggunakan kombinasi rem depan serta belakang. Dengan teknik yang tepat, pengendara tetap bisa mengendalikan motor meskipun harus berhenti mendadak,” jelas Agus Sani.

Melalui edukasi yang berkelanjutan, WMS terus mendorong pengendara sepeda motor untuk memahami bahwa keselamatan berkendara bukan hanya soal keahlian, tetapi juga soal sikap dan etika. Pengereman yang dilakukan dengan benar dan penuh kesadaran dapat menjadi langkah sederhana namun berdampak besar dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Dengan memahami dan menerapkan etika mengerem yang baik, pengendara sepeda motor di Jakarta - Tangerang diharapkan dapat menjadi pelopor keselamatan di jalan raya. Karena pada akhirnya, keselamatan bukan tentang siapa yang paling cepat, melainkan siapa yang paling peduli, #Cari_aman sekarang dan seterusnya. (*/yogi) 
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama
OTOBanten

OTOBanten.id

OTOBanten.id merupakan Media Online Berita Otomotif Seputar Banten dan Nasional

Post A Comment: