Jakarta - Grup Astra memiliki beragam lini bisnis yang kuat di masing-masing sektor, salah satunya sektor otomotif. Hadirnya beberapa pemain baru atau pemain lama yang mengeluarkan varian model terbaru, tentunya akan menimbulkan persaingan yang semakin kompetitif.

Kepala Riset dan Strategis Bahana Sekuritas, Andri Ngaserin, menilai ada beberapa hal penting yang perlu diamati dari masing-masing anak usaha konglomerasi grup Astra ini.

Untuk sektor otomotif yang dikuasai oleh PT Astra International Tbk (ASII), ada perbaikan permintaan khususnya dari roda dua yang berasal dari luar Jawa, sebagai dampak dari membaiknya harga batu bara di pasar global.

Namun, permintaan terhadap kendaraan roda empat bakal menghadapi persaingan dari beberapa pemain baru seperti Wulling yang mengeluarkan Cortez, Sokon dengan Glory, Misubishi dengan Expander, Nissan dengan Grand Livina New Generation, yang juga kemungkinan akan mengeluarkan varian baru lainnya.

“Tak ketinggalan Datsun Cross. Tentunya kehadiran beragam varian baru ini akan mengambil pangsa pasar Astra pada tahun ini, hingga tahun depan,” katanya.

Menurut Andri, permintaan terhadap otomotif realisasinya di luar perkiraan, tentunya menjadi gambaran terhadap membaiknya daya beli masyarakat.

Tercatat, penjualan mobil hingga Februari 2018 secara nasional telah mencapai 185 ribu unit atau meningkat 17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan rata-rata penjualan setiap bulannya sekitar 93 ribu unit. Angka ini memperlihatkan daya beli masyarakat semakin membaik dibanding tahun lalu, yang mencatat rata-rata penjualan mobil setiap bulannya sekitar 89 ribu unit secara nasional.

“Kami melihat perubahan strategi dari agen  pemegang merek Toyota dan Daihatsu lebih mengutamakan kenaikan keuntungan dibanding strategi mereka selama ini yang mementingkan pangsa pasar. Untuk itu, Bahana memperkirakan kinerja otomotif Astra masih akan positif pada tahun ini,” paparnya.

Bahana merevisi earning per share (EPS) perusahaan berkode saham ASII ini, di mana tahun ini pendapatan diperkirakan akan mencapai Rp228 triliun dan pada 2019 diperkirakan mencapai sekitar Rp249,9 triliun.

Laba bersih pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp22,2 triliun dari perkiraan sebelumnya Rp21,5 triliun, sedangkan pada 2019 diperkirakan mencapai Rp24,41 triliun dari perkiraan sebelumnya Rp23,7 triliun.

Dengan demikian, EPS pada 2018 diperkirakan senilai Rp548 per saham, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp531 per saham. Sedangkan pada 2019 diperkirakan akan berada pada kisaran Rp603 per saham, dari perkiraan sebelumnya senilai Rp584 per saham.

Bahana merekomendasikan beli untuk saham ASII dari yang sebelumnya tahan, dengan target harga Rp9.100 per saham.  (*/dp)

OTOBanten

OTOBanten.id

OTOBanten.id merupakan Media Online Berita Otomotif Seputar Banten dan Nasional

Post A Comment: