Jakarta - Persaingan pelumas kendaraan di Indonesia semakin ketat. Banyak merek baru berdatangan, semua menawarkan keunggulan yang hampir sama, melumasi mesin supaya dapat bekerja dalam kondisi terbaik.

Adi Tjahjono, Managing Director Gulf Lubricants Indonesia mengatakan, selain banyaknya merek, ketatnya pasar oli di dalam negeri semakin meruncing lantaran saat ini Indonesia sudah surplus oli 300 kilo liter per tahun.

“Kapastias produksi (oli) di kita (Indonesia) sudah mencapai 1,2 juta liter per tahun tapi marketnya hanya 700 ribu kilo liter per tahun. Dari segi kapasitas produksi kita sudah berlebihan,” katanya.

Adi mengatakan, tahun ini merek-merek oli akan bersaing ketat. Siapa yang tidak punya strategi kemungkinan bakal akan tersingkir. Terutama merek baru yang masih impor oli utuh.

“Seleksi alamnya besar, laporan ATPM drop signifikan, dari segi pemasaran suplai oli ke ATPM (OEM) drop kita lihat di pasar semakin banyak marketnya tough sekali, yang masuk banyak yang mundur juga banyak,” katanya.

Blending Lokal
Saat ini, PT Gulf Oil Lubricants Indonesia sudah memiliki blending plant (pabrik pencampuran) oli di Indonesia. Hanya saja kata Adi bahan baku masih impor dari negara lain.

Pihaknya diuntungkan langkah pemerintah membuat SNI pelumas. Sebab dengan demikian, konsumen mengetahui bahwa produk pelumas Gulf sudah memenuhi standar pembuatan oli berkualitas.

“Harus diingat itu adalah standar produski yang benar, bukan kualitas oli. Kadang bikin kita bingung antara standar kualitas produksi dan oli, dua hal yang berbeda,” katanya. (*/dp)
OTOBanten

OTOBanten.id

OTOBanten.id merupakan Media Online Berita Otomotif Seputar Banten dan Nasional

Post A Comment: