Jakarta - Jelang MXGP 2017 yang digelar di Indonesia, 5 Maret, di Pangkal Pinang, Ikatan Motor Indonesia mendapat panduan dari Federation of Intenational Motorcycling (FIM). Berupa seminar Motocross Commission Clerk of the Course/ Sporting Steward (CMS) dan International Medical Commision Chief Medical Officer (CMI) di Hotel Astom Priority, Jakarta (28-29/1).

Seminar yang isinya pelatihan kualitas pengawasan perlombaan dan tenaga medis ke IMI, diikuti oleh sebanyak 30 peserta yang datang dari beberapa daerah di Tanah Air seperti Jakarta, Bandung, hingga Kalimantan Tengah. Tak hanya program seminar, para peserta juga mengikuti ujian tertulis yang hasilnya berguna untuk menentukan jenis-jenis lisensi apa saja yang berhak diterima oleh peserta tersebut.

Pengurus IMI DKI Biro Roda Dua, Rulianto Katam, yang menjadi salah satu peserta mengatakan, “Seminar yang diadakan oleh FIM ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baik mungkin, karena sifatnya jarang. FIM mengadakan seminar ini berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh IMI, mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah MXGP. Tentu saja kita butuh steward, juri, serta perwakilan dari IMI yang memiliki lisensi langsung dari FIM untuk menjadi tim official perlombaan MXGP. Maka dari itu, seminar dan ujian dari FIM ini sangatlah diperlukan,” ungkap Rulianto Katam, Pengurus IMI DKI Biro Roda Dua.

Pembicara seminar tersebut adalah Tony Skillington, dia menjabat sebagai Motocross Commission Director FIM. Dalam semintar tersebut dirinya lebih banyak membagi cerita, pengalaman, serta ilmunya terkait program kerja FIM yang perlu diaplikasikan dalam perlombaan di Indonesia, secara khusus pada saat pergelaran kejuaraan dunia MXGP yang akan diselenggarakan di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka pada 4 dan 5 Maret mendatang.

Beberapa hal yang menjadi pokok bahasan Skillington adalah bagaimana menyusun struktur organisasi komisi olahraga motocross menjadi ideal. Lebih lanjut lagi, ia juga menegaskan mengenai hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seorang pengawas perlombaan.

Sementara dalam seminar International Medical Commission / Chief Medical Officer (CMI), Dr. David McManus yang menjabat International Medical Commission Director FIM, jadi pembicaranya. Salah satu ynag disampaikan oleh McManus yaitu mengenai langkah-langkah yang tepat dan akurat sebagai tim medis di lapangan pada saat perlombaan berlangsung.

McManus mengatakan bahwa layanan medis dalam suatu perlombaan harus terdiri dari peralatan, kendaraan, serta tim medis dalam jumlah yang cukup dan terorganisir dengan baik. Tim medis ini perlu memastikan bahwa pebalap yang mengalami kecelakaan dapat diberikan penanganan darurat yang tepat dan akurat.

Satu hal penting lain yang disampaikan oleh McManus adalah bahwa ketika seorang pebalap mengalami cidera cukup parah sehingga mengharuskan dirinya dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans atau helikopter, hal tersebut tidak boleh mengganggu jalannya perlombaan.

Dengan kata lain, pihak penyelenggara harus memiliki peralatan serta tim medis tambahan yang diperlukan untuk membuat perlombaan dapat terus berjalan. Selain itu McManus juga menerangkan mengenai pentingnya pemeriksaan anti doping yang harus dilakukan dalam suatu event kejuaraan dunia.

“Nantinya, hasil seminar dan ujian ini akan diteliti lebih lanjut sekaligus dinilai untuk mengetahui dan memastikan siapa saja yang berhak mewakili IMI untuk menjadi steward atau pengawas perlombaan MXGP,” ujar Jeffrey JP, Sekretaris Jenderal IMI.

Usai seminar ini, IMI masih akan melanjutkan program seminar yang merupakan bagian dari program FIM Academy ini pada 18 dan 19 Februari mendatang, di mana pada acara tersebut akan dilakukan pembahasan mengenai International Technical Steward (CTI) dan International Environmental Steward (CIE). Selanjutnya pada 22 dan 23 April, giliran IMI bekerjasama dengan FIA untuk menggelar seminar seputar sistematis perlombaan roda empat. (*/dp)
OTOBanten

OTOBanten.id

OTOBanten.id merupakan Media Online Berita Otomotif Seputar Banten dan Nasional

Post A Comment: